Budidaya Maggot di Konawe: Solusi Inovatif Pengelolaan Sampah dan Pemberdayaan Ekonomi

KONAWE131 Dilihat

IndeksSultra.com, Konawe- Budidaya maggot di Desa Lahotutu, Kecamatan Wonggeduku Barat, Kabupaten Konawe, menjadi sorotan sebagai salah satu solusi inovatif dalam pengelolaan sampah dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Usaha yang dirintis oleh Aswan ini menarik perhatian Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka, yang hadir untuk meresmikan kegiatan tersebut.

Dikatakan, metode pengolahan sampah organik dengan budidaya maggot ini tidak hanya membantu mengurangi limbah tetapi juga membuka peluang usaha baru bagi masyarakat.

Peresmian ini dihadiri oleh Ketua DPRD Sultra Laode Tariala, Sekretaris Daerah Provinsi Sultra Asrun Lio, Bupati Konawe Yusran Akbar, serta anggota Forkopimda Sultra dan Forkopimda Kabupaten Konawe. Hadir pula beberapa kepala OPD lingkup Pemprov Sultra, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sultra Arinta Nila Hapsari, serta Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Konawe.

Program ini merupakan bagian dari aksi Quick Win 100 Hari Gubernur Sultra ASR-Hugua dalam mendukung inovasi yang berdampak positif bagi masyarakat.

BACA JUGA  ASR-Hugua Janji Semua Masyarakat Harus Terlayani di Bidang Kesehatan

Gubernur Sultra meninjau langsung proses budidaya maggot yang dikembangkan oleh Aswan dan menyatakan bahwa model usaha seperti ini layak untuk dikembangkan di wilayah lain. Ia menekankan bahwa dengan kreativitas dan ketekunan, masyarakat dapat mengubah sampah menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan.

Selain budidaya maggot, Aswan juga mengembangkan berbagai produk dari sampah daur ulang, seperti meja dan kursi. Kreativitas ini membuktikan bahwa pengelolaan limbah bisa memberikan manfaat ekonomi yang luas jika dikelola dengan baik.

Sebagai bentuk apresiasi dan dukungan, Gubernur Sultra memberikan bantuan modal usaha kepada 50 ibu rumah tangga melalui program Mantu, dengan masing-masing penerima mendapatkan Rp2 juta. Selain itu, gubernur dan rombongan turut melepaskan bibit ikan lele di kolam budidaya milik Aswan.

Aswan mengungkapkan bahwa usaha ini telah dirintis selama tiga tahun. Tantangan awal berupa stigma negatif terhadap sampah dan budidaya maggot berhasil diatasi dengan edukasi yang tepat kepada masyarakat.

BACA JUGA  Pemprov Sultra Sambut Kedatangan Tamu VVIP Rakornas Produk Hukum Daerah 2025

Dukungan terhadap program ini juga datang dari Dinas Koperasi dan Dinas Lingkungan Hidup Sultra. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sultra, Andi Makkawaru, menjelaskan bahwa program ini sejalan dengan upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di wilayah Sultra.

“Pada tahun 2024, kami mengembangkan strategi pemberdayaan masyarakat dengan mempertimbangkan produksi pupuk dan budidaya maggot. Kami memilih maggot karena dapat dikelola di lahan yang terbatas,” ujarnya.

Kategori kemiskinan ekstrem mencakup individu yang tidak memiliki rumah maupun lahan. Budidaya maggot memungkinkan pemanfaatan lahan terbatas dan memberikan penghasilan dalam waktu 21 hari.

“Kami telah mencoba budidaya maggot di empat wilayah, yakni Konawe Selatan, Konawe, Kota Kendari, dan Muna. Di tempat Pak Aswan, tingkat keberhasilannya mencapai sekitar 80 persen. Tantangan utama adalah edukasi kepada masyarakat, terutama ibu rumah tangga, agar memahami bahwa larva ini bersih dan bermanfaat,” pungkasnya.

Komentar