Dampak Ekonomi dan Keberlanjutan PT Vale IGP Pomalaa bagi Kolaka

EKONOMI124 Dilihat

IndeksSultra.com, Kolaka-  Proyek Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa yang dijalankan oleh PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) terus menunjukkan perkembangan signifikan. Sebagai salah satu proyek pertambangan nikel terbesar di Indonesia, proyek ini tidak hanya berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kolaka tetapi juga menekankan keberlanjutan dalam setiap aspek operasionalnya. Hingga Desember 2024, kemajuan dalam perizinan utama proyek tambang greenfield saprolite dan limonite telah mencapai 49 persen, dengan total investasi sebesar USD 4,5 miliar.

Menurut Agus Hikmawan, Construction Project Manager Specialist IGP Pomalaa, proyek ini berpotensi menjadi pendorong utama pembangunan industri nikel nasional.

“IGP Pomalaa tidak hanya bertujuan mempercepat infrastruktur industri, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menciptakan lapangan kerja, mendukung ekonomi lokal, dan menerapkan inisiatif keberlanjutan,” jelasnya.

Sejalan dengan itu, proyek ini telah menyerap 2.577 tenaga kerja hingga akhir 2024, sebagaimana dilaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kolaka.

Selain itu, kontribusi PT Vale terhadap pendapatan daerah melalui pajak mencapai lebih dari Rp 4 miliar, yang membuat perusahaan ini meraih penghargaan “Wajib Pajak Badan dengan Laporan Terbaik 2024” dari Pemerintah Kabupaten Kolaka.

BACA JUGA  Kompetisi Digital Jadi Tren Baru Rayakan HUT RI, Indosat Ajak Masyarakat Ikut Tebak-Tebakan Online

Di sisi infrastruktur, PT Vale IGP Pomalaa tengah mempercepat pembangunan jalan tambang (MHR), sistem pengolahan air limbah, fasilitas penyimpanan bijih, serta pusat kendali operasional. Langkah-langkah ini bertujuan mendukung operasional pabrik High-Pressure Acid Leach (HPAL), yang akan mempercepat hilirisasi industri nikel di Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk memastikan setiap tahap konstruksi berjalan sesuai target dan memenuhi standar keberlanjutan global,” ujar Agus.

Keselamatan kerja juga menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan proyek ini. Guntur Suryaninghadi, HSOR Senior Manager PT Vale IGP Pomalaa, menekankan pentingnya pengendalian risiko di tempat kerja untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif.

Sebagai bagian dari komitmen terhadap lingkungan, PT Vale sedang membangun Pusat Persemaian (Nursery) yang akan menghasilkan satu juta bibit per tahun. Upaya ini mendukung reklamasi lahan pascatambang dan pelestarian lingkungan, serta terintegrasi dengan Kebun Raya Kolaka untuk memperkuat ekosistem hijau di daerah tersebut.

Selain itu, PT Vale aktif melaksanakan berbagai program Environmental, Social, and Governance (ESG) serta Program Pengembangan Masyarakat (PPM). Salah satu inisiatif utamanya adalah Operasi Katarak Gratis pada Desember 2024, yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs 3: Good Health and Well-being).

BACA JUGA  Gelar Operasi Katarak, PT Vale Komitmen Bantu Menurunkan Angka Kebutaan

“Keberlanjutan bukan sekadar program perusahaan, tetapi budaya yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” tambahnya.

Di sektor pemberdayaan ekonomi, PT Vale juga mendorong pertumbuhan lokal melalui program pertanian organik, pelatihan herbal untuk petani, serta beasiswa bagi mahasiswa Universitas Sembilanbelas November (USN). Program ini bertujuan menciptakan sumber daya manusia unggul di Kolaka.

Dengan berbagai pencapaian strategis yang telah diraih, proyek IGP Pomalaa semakin memperkuat perannya dalam industri nikel berkelanjutan di Indonesia. Keberhasilan proyek ini juga didukung oleh keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, pemerintah daerah, dan mitra industri.

“Keberlanjutan tidak hanya berbicara tentang bagaimana industri beroperasi, tetapi juga bagaimana kita meninggalkan warisan positif bagi masyarakat dan lingkungan. Inilah visi PT Vale dalam membangun masa depan industri nikel Indonesia,” ujar Vanda Kusumaningrum, Head of Corporate Communications PT Vale.

Penulis: Iche

Komentar