IndeksSultra.com, Kendari- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari menyelenggarakan Pertemuan Perencanaan dan Penganggaran Program AIDS, TBC, dan Malaria (ATM) untuk Tahun Anggaran 2025.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Kendari, Muhamad Saiful menatakan HIV/AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria masih menjadi isu krusial dalam sektor kesehatan, termasuk di wilayah Kota Kendari.
Dikatakan, HIV merupakan virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh dan dapat menimbulkan infeksi sekunder yang berdampak secara sosial dan ekonomi, sehingga penanganannya memerlukan pendekatan lintas sektor dan terpadu.
“Secara nasional, angka kasus TBC masih cukup tinggi, termasuk di Kendari. Pada tahun 2024, cakupan penemuan dan pengobatan kasus TBC (treatment coverage) di Kendari mencapai 83 persen. Untuk Malaria tercatat 123 kasus, sementara HIV terdata 79 kasus dan AIDS mencapai 232 kasus,” jelasnya.
Selanjutnya, ia mengungkapkan jika penguatan sistem pencatatan dan pelaporan kasus melalui surveilans yang efektif sangat penting agar setiap intervensi kesehatan dapat dilakukan secara akurat dan tepat sasaran.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor dan lintas program, serta dukungan dari lembaga seperti RSSH dan ADINKES untuk memperkuat perencanaan dan alokasi anggaran program ATM.
Menurutnya, pembiayaan program tersebut perlu dimasukkan dalam dokumen perencanaan daerah seperti Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja (RENJA) OPD, serta Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) APBD, sesuai Surat Edaran Nomor 906/2114/SJ dan Permendagri Nomor 84 Tahun 2022.
Pertemuan ini juga menjadi momentum untuk mendorong pemerintah daerah menyusun langkah-langkah baru dalam mengendalikan ATM demi mendukung target nasional eliminasi AIDS, TBC, dan Malaria pada tahun 2030.
Menutup sambutannya, Saiful mengajak seluruh peserta tidak hanya hadir secara administratif, tetapi turut aktif dalam merancang strategi konkret guna menekan penyebaran penyakit menular tersebut di Kota Kendari
Redaksi
Komentar