IndeksSultra.com, Kendari- Rumpun Perempuan Sultra (RPS) menyelenggarakan kegiatan penguatan kapasitas forum media dan jurnalis yang berlangsung di salah satu hotel di Kota Kendari.
Kegiatan yang diikuti puluhan jurnalis ini bertujuan mendorong peran media dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil bagi semua kelompok, khususnya perempuan, penyandang disabilitas, lansia, serta kelompok rentan lainnya.
Direktur RPS, Husnawati, mengajak para pewarta untuk membangun perspektif jurnalisme yang peka terhadap isu-isu kesetaraan dan keadilan sosial. Ia menekankan bahwa jurnalis perlu memahami struktur sosial dan budaya yang memengaruhi pengalaman kelompok rentan.
“Perempuan, misalnya, perlu ditampilkan secara beragam dalam pemberitaan. Tidak hanya dilihat dari sisi peran domestik, tetapi juga dalam konteks dunia kerja, kepemimpinan, dan ruang publik,” ujar Husnawati.
Ia juga menyoroti pentingnya penggunaan bahasa yang inklusif dan tidak diskriminatif, terutama dalam penulisan tentang disabilitas. Bahasa yang digunakan media, menurutnya, berperan besar dalam membentuk stigma atau justru menghapusnya.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap para jurnalis dapat meningkatkan sensitivitas mereka, sehingga mampu menyajikan berita yang berpihak secara adil kepada kelompok disabilitas, lansia, serta pihak-pihak yang selama ini kurang mendapatkan ruang dalam pemberitaan,” tambahnya.
Sementara itu, Komisioner Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Yustina Fendrita yang turut hadir sebagai narasumber, mengajak peserta untuk merenungkan pola pemberitaan media terhadap perempuan dan kelompok rentan.
“Masih banyak pemberitaan yang menampilkan perempuan dalam citra yang sempit, bahkan negatif. Begitu pula penyandang disabilitas, kerap digambarkan hanya sebagai sosok yang patut dikasihani,” ungkap Yustina.
Menurutnya, media memiliki tanggung jawab besar sebagai institusi sosial yang mampu membentuk pemahaman dan pandangan masyarakat terhadap isu-isu krusial, termasuk kesetaraan gender dan hak kelompok rentan.
“Lewat pemberitaan yang adil dan berimbang, jurnalis dapat memperkuat suara kelompok marginal, mendorong penghapusan diskriminasi, dan memajukan nilai-nilai kesetaraan,” tuturnya.
Yustina berharap jurnalis di Sulawesi Tenggara semakin aktif menampilkan kisah inspiratif dari para penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya, demi meningkatkan kesadaran publik akan hak dan kebutuhan mereka.
“Itu menjadi langkah penting dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif dan menjunjung tinggi martabat setiap individu,” pungkasnya.
Redaksi
Komentar