Pemulihan Towuti Pasca-Kebocoran Pipa Minyak Dilakukan Secara Transparan dan Berkeadilan

RAGAM28 Dilihat

IndeksSultra.com, Kendari- Pemerintah Kabupaten Luwu Timur menetapkan masa tanggap darurat pasca-kebocoran pipa minyak di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, sejak 23 Agustus hingga 5 September 2025.

Dalam periode tersebut, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) bersama pemerintah daerah, masyarakat, serta tim ahli independen bergerak aktif memastikan penanganan berjalan transparan, inklusif, dan berkeadilan.

Sejak awal, enam desa terdampak yakni Lioka, Langkea Raya, Baruga, Timampu, Matompi, dan Wawondula menjadi prioritas utama penanganan.

Pemda Luwu Timur memimpin langsung proses pemulihan, sementara PT Vale mengambil peran sebagai mitra yang bertanggung jawab. Tim pakar independen dari sejumlah universitas juga dilibatkan untuk melakukan kajian sosial, ekonomi, dan ekologis.

BACA JUGA  Dilantik Sebagai Pj Bupati Buton Selatan, Ridwan BAdallah Diharuskan Memastikan Kesiapan Pilkada

Camat Towuti, Amri Mustari, menegaskan pentingnya sinergi semua pihak. “Ini bukan kerja sepihak. Pemerintah, masyarakat, dan perusahaan berkolaborasi dengan baik agar peristiwa ini segera dapat ditangani,” ujarnya.

Hingga hari kedelapan, PT Vale telah menerima 112 laporan resmi dari masyarakat. Hampir 90 persen pengaduan disampaikan langsung ketika tim turun ke lapangan.

Untuk memastikan akses pengaduan terbuka, perusahaan tetap menyiapkan Posko Pengaduan & Informasi di Kantor Camat Towuti serta hotline 24 jam.

Keterlibatan masyarakat juga menjadi aspek penting dalam proses pemulihan. Tokoh desa turut mencatat keluhan dan kebutuhan warga yang kemudian diverifikasi serta ditindaklanjuti oleh PT Vale.

Dengan mekanisme ini, setiap suara warga mendapat perhatian dan dijadikan dasar langkah perbaikan.

BACA JUGA  Vale Gelar Olympics 2025, Dorong Gaya Hidup Sehat dan Produktivitas Pekerja

Head of External Relations PT Vale, Endra Kusuma, menyampaikan bahwa pemulihan adalah perjalanan bersama.

“Masa tanggap darurat telah ditetapkan hingga 5 September. Dengan partisipasi masyarakat, dukungan pemerintah, dan masukan dari para ahli, kami optimis proses pemulihan akan berlangsung secara adil dan transparan,” katanya.

Tim ahli independen dijadwalkan melanjutkan survei lapangan di wilayah hilir sebelum menyusun rekomendasi resmi pada awal pekan depan. Hasil asesmen tersebut akan menjadi acuan dalam menyusun langkah pemulihan jangka panjang yang berkelanjutan, baik bagi lingkungan maupun kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat Towuti.

Redaksi

Komentar