UI Turunkan Tim PRRB Teliti Tumpahan Minyak PT Vale Indonesia di Towuti

RAGAM52 Dilihat

IndeksSultra.com, Luwu Timur-  Tim Pusat Pengurangan Risiko Bencana (PRRB) Universitas Indonesia (UI) menurunkan tenaga ahli untuk meneliti kondisi tumpahan minyak yang berasal dari kebocoran pipa milik PT Vale Indonesia Tbk di Kecamatan Towuti.

Kegiatan tim meliputi pemeriksaan titik kebocoran pipa, analisis penyebab terjadinya kebocoran, serta kajian dampak lingkungan baik jangka pendek maupun potensi jangka panjang.

Upaya tersebut dilakukan sebagai langkah mitigasi untuk mencegah kerusakan yang lebih luas.

Menurut PRRB UI, fokus utama penanganan diarahkan pada aspek pencegahan dan penanggulangan. Dari sisi pencegahan, dilakukan analisis potensi bahaya terkait kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan (K3L) dalam proses pengaliran bahan bakar melalui pipa bawah tanah. Kajian ini diterapkan dalam kerangka pipeline risk management guna memastikan keamanan operasional serta meminimalkan risiko kebocoran di kemudian hari.

BACA JUGA  PT Vale Indonesia Mulai Tahap Operasional Proyek Strategis IGP Morowali, Perkuat Hilirisasi Nikel Nasional

Adapun langkah penanggulangan dilaksanakan melalui pendekatan berbasis komunitas dengan melibatkan koordinasi multipihak, yakni masyarakat, perusahaan, aparat berwenang, serta pemerintah daerah.

Upaya ini diwujudkan melalui pembentukan Tim Terpadu dan pembukaan Pusat Pengaduan serta Informasi yang dikelola PT Vale.

Tim Terpadu tersebut beranggotakan unsur masyarakat, pemerintah kabupaten, organisasi perangkat daerah (OPD), pemerintah kecamatan, desa, aparat kepolisian, dan TNI. Hingga kini, PRRB UI terus bekerja sama dengan PT Vale dan Tim Terpadu dalam menangani kebocoran, mencegah penyebaran minyak, serta melakukan pemulihan lingkungan.

Kepala Disaster Risk Reduction Center (DRRC) Universitas Indonesia (UI), Prof Fatma Lestari mengatakan terkait penyebab kebocoran, investigasi mendalam masih dilakukan.

Kajian awal PRRB UI menunjukkan adanya tekanan eksternal berupa bending pada pipa, yang diduga dipicu faktor alam seperti pergerakan tanah, pergeseran lempeng, atau aktivitas seismik.

BACA JUGA  Finalis Duta Guru dan Duta Muda CBP Rupiah Unjuk Kemampuan di Sultra Maimo 2025

“Penelitian lanjutan akan memastikan akar masalah untuk mencegah terulangnya kejadian serupa,” jelasnya.

Sebagai mitra akademik, PRRB UI menegaskan komitmennya untuk memberikan rekomendasi berbasis sains sesuai standar nasional maupun internasiona

l. Upaya tersebut tidak hanya berfokus pada pencegahan dan penanggulangan darurat, tetapi juga pemulihan lingkungan agar kualitas ekosistem tetap terjaga secara berkelanjutan.

“Peristiwa ini menjadi pelajaran penting. Melalui kolaborasi antara akademisi, industri, pemerintah, dan masyarakat, kita dapat memperkuat sistem Emergency Response & Crisis Management (ERCM) serta Business Continuity Management System (BCMS) demi menjaga keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan lingkungan,” pungkasnuya.

Redaksi

Komentar