IndeksSultra.com, Kendari- Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tenggara (BI Sultra) memaparkan kondisi ekonomi global, nasional, dan regional dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025 yang digelar secara hybrid dari Aula Wakatobi KPwBI Sultra.
Acara ini dihadiri jajaran pejabat daerah serta mitra strategis dari berbagai sektor.
Deputi Kepala Perwakilan BI Sultra, Thathit Suryono menjelaskan bahwa perekonomian global 2025 masih dibayangi ketidakpastian akibat konflik di Timur Tengah dan kebijakan tarif Amerika Serikat yang menghambat rantai pasok internasional.
“Meskipun tekanan global cukup kuat, IMF, World Bank, dan BI tetap memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia berada pada kisaran 2,3 hingga 3,2 persen,” ujarnya.
Di tengah dinamika global tersebut, perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan yang signifikan. Didukung konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, investasi, serta ekspor, pertumbuhan ekonomi nasional pada 2025 diproyeksikan berada di rentang 4,7–5,5 perse dan meningkat pada 2026.
Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) mencatat pertumbuhan 4,96% (yoy) pada Triwulan III 2025, sementara Sulawesi Tenggara tumbuh lebih tinggi yakni 5,65% (yoy). Pertumbuhan ini didorong sektor industri pengolahan berbasis ekspor, konsumsi rumah tangga, serta pengendalian inflasi yang lebih efektif melalui strategi 4K dan TPID.
Memasuki 2026, BI memproyeksikan Sulawesi Tenggara akan menguatkan posisinya melalui perluasan lahan pertanian, peningkatan kapasitas industri pengolahan logam dasar dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik, serta pembangunan kawasan industri strategis.
“Pertumbuhan yang kuat tetap perlu diimbangi sinergi kebijakan untuk menjaga tekanan inflasi tetap terkendali,” tegas Thathit.***
Redaksi






Komentar