IndeksSultra.com, Jakarta- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara mencatat kinerja perbankan di wilayah Sultra menunjukkan tren positif hingga September 2025.
Hal ini disampaikan Kepala OJK Sultra, Bismi Maulana Nugraha, dalam pemaparan kinerja intermediasi perbankan yang digelar di Kendari.
“ejumlah indikator utama perbankan menunjukkan penguatan, terutama pada penyaluran kredit yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan aset dan dana pihak ketiga (DPK),” jelasnya, Sabtu, 29 November 2025.
Berdasarkan data OJK, aset perbankan Sultra mencapai Rp60,24 triliun pada September 2025, naik 3,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan Rp58,41 triliun pada September 2024.
“Pertumbuhan aset ini mencerminkan stabilnya ekspansi perbankan di Sultra. Meski secara year-to-date terjadi sedikit koreksi, namun secara umum aset perbankan masih dalam tren positif,” ujar Bismi.
Secara year-to-date (ytd), aset tercatat turun tipis -1,94 persen, yang menurut Bismi merupakan bagian dari penyesuaian siklus kinerja kuartalan.
Dari sisi penghimpunan dana, DPK meningkat menjadi Rp33,12 triliun pada September 2025, atau tumbuh 2,56 persen yoy dari Rp32,29 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“DPK tetap stabil dan bertumbuh moderat. Ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan di Sulawesi Tenggara masih terjaga,” kata Bismi.
Namun bila dibandingkan Desember 2024, DPK mengalami penurunan sangat tipis sebesar -0,11 persen, sementara secara ytd tumbuh 1,46 persen.
Sektor kredit menjadi motor utama pertumbuhan perbankan Sultra. OJK mencatat, penyaluran kredit mencapai Rp41,72 triliun pada September 2025, tumbuh 5,07 persen yoy dari Rp40,10 triliun pada September 2024.
“Pertumbuhan kredit ini merupakan sinyal positif bahwa aktivitas pembiayaan kembali meningkat. Dunia usaha menunjukkan geliat yang kuat, dan ini berdampak pada pemulihan ekonomi daerah,” jelas Bismi.
Secara ytd, kredit juga tumbuh 1,83 persen, mengonfirmasi adanya peningkatan permintaan pembiayaan pada berbagai sektor produktif.
Bismi memaparkan, jika dibandingkan Desember 2024 secara tahunan, aset tumbuh signifikan 25,03 persen, kredit melonjak 13,45 persen, sementara DPK sedikit terkoreksi -0,11 persen.
“Secara keseluruhan, sektor perbankan Sulawesi Tenggara berada dalam fase pertumbuhan yang sehat. Dana masyarakat tetap stabil, kredit naik cukup kuat, dan aset perbankan masih mencatatkan pertumbuhan positif,” ujarnya.
Bismi menegaskan bahwa kinerja positif perbankan merupakan cerminan dari membaiknya aktivitas ekonomi di Sulawesi Tenggara.
“Kami melihat pemulihan ekonomi yang berkelanjutan. Perbankan berperan penting dalam mendukung aktivitas usaha dan konsumsi masyarakat,” tutupnya.***
Redaksi






Komentar