Sinergi Ilmu dan Tradisi, Dosen Farmasi UHO Dorong Masyarakat Lapulu Cegah Penyakit Kronis Lewat Herbal Rimpang

KENDARI, PENDIDIKAN92 Dilihat

IndeksSultra.com, Kendari— Di tengah maraknya konsumsi obat kimia modern, sekelompok dosen Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo (UHO) menghadirkan pendekatan berbeda untuk menjaga kesehatan masyarakat.

Hal tersebut terlihat dari kegiatan kegiatan dehukatif yang menyatukan kearifan lokal dan evidence-based medicine yang menyentuh langsung kehidupan warga Kelurahan Lapulu, Kecamatan Abeli, Kota Kendari.

Melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) bertema “Integrasi Kearifan Lokal dan Evidence-Based Medicine: Edukasi Pencegahan Penyakit Kronis melalui Pemanfaatan Rimpang sebagai Obat Herbal”, para akademisi ini berupaya membumikan kembali potensi rimpang tradisional seperti jahe, kunyit, temulawak, dan lengkuas sebagai sahabat kesehatan yang berbasis bukti ilmiah.

Lurah Lapulu, Askal mengungkapkan apresiasi atas kegiatan yang digelar karena dapat memberikan edukasi dan tidak hanya menambah pengetahuan masyartakat saja.

“Kegiatan ini juga menjaga warisan budaya kita. Ini sejalan dengan upaya pemerintah kelurahan dalam membangun kesadaran hidup sehat berbasis kearifan lokal,” ujarnya.

BACA JUGA  Optimalisasi PAD, Strategi Kota Kendari dalam Efisiensi Anggaran dan Kepatuhan Pajak

Dalam kegiatan yang berlangsung interaktif itu, tim dosen yang terdiri dari Arfan, S.Farm., M.S.Farm., Apt., Rachma Malina, S.Farm., M.Clin.Pharm., Apt., dan Sitti Raodah Nurul Jannah, S.Farm., M.S.Farm., Apt., yang menjelaskan secara rinci manfaat farmakologis rimpang dalam mencegah penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi.

Warga Lapulu terlihat antusias mengikuti sesi edukasi dan tanya jawab. Para ibu rumah tangga hingga kader kesehatan tampak aktif berbagi pengalaman tentang penggunaan jamu tradisional yang turun-temurun, sembari mendapatkan panduan cara pengolahan yang tepat dan aman dari para ahli farmasi.

Ketua tim pelaksana, Sabarudin, S.Farm., M.Si., Apt., menegaskan bahwa program ini merupakan langkah konkret menggabungkan sains modern dengan tradisi lokal agar masyarakat tidak hanya menggunakan bahan herbal, tetapi juga memahami dasar ilmiahnya.

“Kita ingin masyarakat bisa mandiri menjaga kesehatannya dengan cara yang bijak. Kearifan lokal perlu diberi dasar ilmiah agar pemanfaatannya lebih efektif dan aman,” jelasnya.

BACA JUGA  Kota Kendari Serius Atasi Penyakit Menular, Perencanaan Anggaran ATM Dimatangkan

Lebih dari sekadar kegiatan sosialisasi, inisiatif ini menjadi contoh nyata bagaimana perguruan tinggi hadir di tengah masyarakat. Ilmu yang biasanya hanya berputar di ruang kuliah kini diterjemahkan menjadi solusi nyata yang bermanfaat langsung bagi warga.

Dengan semangat kolaborasi ini, dosen Fakultas Farmasi UHO tak hanya menanamkan pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran baru bahwa pencegahan penyakit dapat dimulai dari dapur sendiri, melalui bahan alami yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Diharapkan, langkah kecil dari Kelurahan Lapulu ini dapat menjadi model bagi wilayah lain di Sulawesi Tenggara dalam mengembangkan program kesehatan berbasis kearifan lokal dan bukti ilmiah, menuju masyarakat yang sehat, mandiri, dan berkelanjutan.***

Redaksi

Komentar