Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran, menegaskan bahwa Hakordia bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan pengingat bahwa korupsi adalah musuh moral yang merampas hak masyarakat.
“Korupsi merampas hak rakyat dan memperlambat kesejahteraan. Kita tidak ingin potensi besar Kota Kendari terhambat oleh praktik merugikan ini,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa integritas harus tertanam kuat dalam sikap, keputusan, hingga kebiasaan kerja ASN. Nilai kejujuran, kedisiplinan, dan transparansi, menurutnya, adalah syarat mutlak pemerintahan yang bersih dan pelayanan publik yang berkualitas.
“Budaya antikorupsi bukan pilihan, tapi kebutuhan. Integritas harus menjadi identitas kita bersama,” ujarnya.
Pada puncak kegiatan, pelepasan balon gas dilakukan sebagai simbol melepaskan sifat koruptif dan memulai langkah baru menuju tata kelola pemerintahan yang bersih.
Inspektur Kota Kendari, Sri Yusnita, menjelaskan bahwa peringatan Hakordia tahun ini dikemas lebih inklusif dengan melibatkan masyarakat dan pelajar melalui donor darah, Gerakan Pangan Murah, pasar murah di 11 kecamatan, hingga lomba poster digital antikorupsi.
“Melalui lomba ini, kami ingin nilai integritas ditanamkan sejak dini, dengan cara kreatif dan relevan untuk generasi muda,” tuturnya.
Sementara itu, gelaran UMKM dan Gerakan Pangan Murah pada 1–4 Desember ikut mendorong stabilitas harga dan ekonomi lokal, menunjukkan bahwa semangat antikorupsi juga diwujudkan dalam keberpihakan pada kesejahteraan masyarakat.
Perayaan ini menegaskan bahwa upaya melawan korupsi bukan hanya lewat regulasi, tetapi melalui kebersamaan, keteladanan, dan pembiasaan budaya jujur yang dimulai dari ASN sebagai garda terdepan pelayanan publik.***
Redaksi
Komentar