OJK Sultra Gelar Edukasi Keuangan di Desa Terapung Buton Tengah, Warga Diimbau Waspada Jasa Keuangan Ilegal

EKONOMI61 Dilihat

IndeksSultra, Buton Tengah- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Tenggara mengadakan kegiatan edukasi keuangan kepada masyarakat Desa Terapung, Kecamatan Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton Tengah.

Kegiatan ini menghadirkan perwakilan dari industri jasa keuangan (IJK), termasuk Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yang turut memberikan pemahaman mengenai produk dan layanan keuangan yang legal dan terpercaya.

Acara edukasi ini dihadiri langsung oleh Kepala Bagian Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Pelindungan Konsumen, Edukasi dan Layanan Manajemen Strategis (PEPK dan LMSt) OJK Sultra, Shintia Wijayanti. Dalam pemaparannya, Shintia menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih bijak dalam memilih produk jasa keuangan.

“Kami ingin masyarakat memahami pentingnya memilih produk keuangan yang resmi, berizin, dan diawasi oleh OJK. Maraknya aktivitas ilegal seperti pinjaman online ilegal, judi daring, dan investasi bodong menjadi ancaman serius yang harus diwaspadai,” jelas Shintia.

BACA JUGA  Siap Mengaspal di Beberapa Wilayah Sulawesi, New Honda PCX160 Hadirkan Kemewahan dan Kecanggihan

Puluhan warga dari berbagai latar belakang seperti pelaku UMKM, perangkat desa, aparatur sipil negara (ASN), hingga kaum perempuan hadir sebagai peserta. Mereka mendapatkan materi seputar pengenalan OJK, ciri-ciri produk keuangan legal, pengelolaan keuangan pribadi, serta kewaspadaan terhadap praktik keuangan ilegal.

Antusiasme peserta tampak tinggi selama sesi berlangsung, terutama saat sesi tanya jawab. Salah satu peserta menyampaikan apresiasi atas kehadiran OJK di wilayah tersebut. Ia mengungkapkan bahwa selama ini masyarakat Desa Terapung hanya mengenal sebagian kecil lembaga keuangan formal, sehingga informasi yang dibawa oleh OJK menjadi sangat bermanfaat.

Masyarakat juga memanfaatkan momen ini untuk menyampaikan berbagai pertanyaan, informasi, hingga pengaduan terkait layanan industri jasa keuangan. Salah satu isu yang diangkat adalah keterbatasan akses layanan keuangan, karena sebagian besar kantor IJK hanya tersedia di ibu kota kabupaten. Oleh sebab itu, masyarakat menyoroti pentingnya penguatan layanan keuangan digital seperti laku pandai untuk menjangkau wilayah terpencil.

BACA JUGA  PT Vale Indonesia Catat Kinerja Positif di Kuartal II 2025, Produksi dan Pendapatan Meningkat

Menutup kegiatan, Shintia Wijayanti berharap agar ilmu yang diperoleh peserta dapat diteruskan kepada masyarakat lainnya. Ia menegaskan bahwa penyebaran informasi yang tepat akan membantu masyarakat menghindari kerugian akibat aktivitas keuangan ilegal, sekaligus mendorong peningkatan literasi keuangan di Buton Tengah.

“Harapan kami, edukasi ini dapat menjadi bagian dari Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN), dan memperkuat budaya finansial yang sehat di tengah masyarakat,” pungkasnya.

Penulis: Iche

Komentar