IndeksSultra.com, Jakarta- Jumlah investor saham di Indonesia resmi melampaui angka 7 juta dengan total mencapai 7.001.268 Single Investor Identification (SID), Senin 3 Juni 2025.
Peningkatan signifikan ini dinilai Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai wujud optimisme masyarakat terhadap prospek perekonomian Indonesia, meskipun masih dihadapkan pada dinamika ekonomi global.
Menurut BEI, pertumbuhan jumlah investor tersebut merupakan hasil dari dukungan berkelanjutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), organisasi pengatur mandiri (Self-Regulatory Organization/SRO), serta anak perusahaan terkait. Kolaborasi erat antar pemangku kepentingan pun turut memperkuat implementasi berbagai program edukasi pasar modal yang bersifat inovatif dan menyeluruh.
Per 31 Desember 2024, jumlah investor tercatat sebanyak 6.381.444 SID. Dalam rentang waktu kurang dari lima bulan, jumlah tersebut bertambah sebanyak 619.824 SID. Peningkatan ini terjadi meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami fluktuasi: dari 7.079,905 pada akhir Desember 2024, turun ke 5.967,988 pada 9 April 2025, lalu kembali menguat ke level 7.175,819 per 28 Mei 2025.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menjelaskan bahwa pertumbuhan jumlah investor justru tetap berlangsung di tengah ketidakpastian ekonomi global, yang dipengaruhi oleh kebijakan tarif impor Amerika Serikat pada awal 2025.
“Menariknya, meskipun kebijakan tarif impor mulai diberlakukan, minat masyarakat terhadap investasi di pasar modal Indonesia tetap tinggi. Hal ini terlihat dari penambahan lebih dari 38 ribu investor dalam kurun waktu 27 Maret hingga 8 April 2025,” ujar Jeffrey.
Penambahan 38.676 investor tersebut terjadi selama masa libur panjang Idulfitri, di mana jumlah SID meningkat dari 6.705.452 pada 27 Maret menjadi 6.744.128 pada 8 April 2025.
BEI menyadari bahwa pertumbuhan jumlah investor harus dibarengi dengan penguatan infrastruktur informasi dan edukasi. Salah satu langkah strategisnya adalah pengembangan aplikasi IDX Mobile, yang kini telah diunduh oleh lebih dari 287 ribu pengguna. Selain itu, media sosial resmi BEI menjadi kanal utama dalam penyebaran informasi dan edukasi secara cepat dan mudah.
BEI juga terus memperluas jaringan Galeri Investasi BEI, yang kini hampir mencapai 1.000 titik lokasi di seluruh Indonesia. Penguatan literasi pasar modal turut didukung lebih dari 6.000 Duta Pasar Modal, yang berperan sebagai garda terdepan edukasi di berbagai wilayah.
Menjelang pertengahan tahun 2025, BEI telah menggelar berbagai program edukatif, baik secara daring maupun luring, melalui kantor perwakilan di seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan seperti Sekolah Pasar Modal (SPM) level 1 sampai 3, webinar, seminar, dan lokakarya telah menjangkau berbagai kalangan masyarakat, melibatkan pelaku industri, perusahaan efek, asosiasi, akademisi, komunitas, hingga media massa sebagai mitra strategis.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menegaskan bahwa selain menguatkan partisipasi investor ritel, pihaknya juga terus mendorong keterlibatan investor institusi.
“BEI berupaya meningkatkan partisipasi investor institusi melalui pendekatan komunikatif yang berkelanjutan dengan pelaku institusi domestik, guna memperkuat peran mereka dalam aktivitas transaksi di pasar modal. Ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk menciptakan pasar modal yang transparan, adaptif, dan inklusif,” ungkap Iman.
Dengan basis investor yang semakin luas dan solid, pasar modal Indonesia diharapkan mampu memainkan peran yang semakin besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
Redaksi
Komentar