OJK Sultra Catat Peningkatan Signifikan Jumlah Investor Pasar Modal di Awal 2025

EKONOMI111 Dilihat

IndeksSultra.com, Kendari-  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara (Sultra) melaporkan bahwa pada Triwulan I Tahun 2025, minat masyarakat terhadap produk pasar modal mengalami pertumbuhan signifikan.

Hal ini tercermin dari jumlah Single Investor Identification (SID) di Sultra yang tercatat sebanyak 117.132 rekening, atau mengalami pertumbuhan 24,64 persen secara tahunan (year-on-year).

Kepala OJK Sultra, Bismi Maulana Nugraha menyampaikan bahwa peningkatan jumlah investor menunjukkan semakin tingginya literasi dan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan produk pasar modal secara bijak.

“Pertumbuhan ini adalah sinyal positif bahwa inklusi keuangan terus meluas. Masyarakat kini semakin sadar pentingnya berinvestasi, khususnya pada instrumen yang diawasi oleh otoritas resmi,” ujar Bismi, Jumat 20 Juni 2025.

BACA JUGA  Nikmati Promo KESAMBER yang berikan Kejutan Spesial di Astra Motor Sulsel

Berdasarkan data OJK, investor reksa dana masih mendominasi dengan pangsa sebesar 70,60 persen dari total SID, tumbuh 22,19 persen yoy. Sementara itu, SID saham mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 32,12 persen yoy dan menyumbang 27,44 persen dari total investor pasar modal di Sultra.

Adapun jumlah SID pada Surat Berharga Negara (SBN) tercatat tumbuh 16,66 persen yoy dengan kontribusi 1,96 persen dari total investor.

Namun demikian, nilai transaksi saham di Sultra mengalami penurunan, yakni dari Rp353,41 miliar pada Desember 2024 menjadi Rp156,25 miliar pada Maret 2025.

BACA JUGA  BI Ajak Generasi Muda Melek Keuangan Lewat Program “Like It” 2025

Bismi menjelaskan bahwa fluktuasi nilai transaksi saham merupakan hal yang wajar, terutama dipengaruhi oleh kondisi pasar dan tren investasi jangka pendek. “Yang penting adalah peningkatan jumlah investor secara keseluruhan yang menunjukkan kesadaran masyarakat dalam berinvestasi semakin baik,” tegasnya.

Ia juga menambahkan bahwa OJK Sultra akan terus menggencarkan edukasi keuangan dan literasi investasi, khususnya di kalangan milenial, pelaku UMKM, dan masyarakat di daerah terpencil, guna mendorong pertumbuhan inklusi keuangan yang berkelanjutan.

“Kami berharap masyarakat dapat menjadi investor yang cerdas dan bertanggung jawab, serta mampu membedakan antara produk investasi legal dan ilegal,” tutupnya.

Komentar