Dekranasda Sultra Mantapkan Langkah Menuju Kriya Berkelanjutan, Gubernur Dorong Sinergi Ekonomi Kreatif Daerah

SULTRA59 Dilihat

IndeksSultra.com, Kendari- Upaya memperkuat ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal di Sulawesi Tenggara mendapat dorongan besar lewat penyelenggaraan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulawesi Tenggara (Sultra) Tahun 2025.

Dengan mengusung tema “Pemberdayaan Perajin untuk Kriya Berkelanjutan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Berbasis Ekonomi Kreatif”, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mengonsolidasikan sinergi antara Dekranasda provinsi dan kabupaten/kota dalam memperkuat posisi pelaku usaha kerajinan di pasar lokal maupun nasional.

Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka menegaskan pentingnya peran Dekranasda sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam memperkuat ekonomi masyarakat melalui sektor kerajinan.

“Kerajinan bukan hanya tentang produk budaya, tapi tentang jati diri daerah dan sumber kesejahteraan rakyat. Karena itu, pemerintah akan terus hadir mendukung para perajin agar mampu berinovasi dan berdaya saing,” ujarnya.

Rakerda ini dihadiri berbagai unsur penting, mulai dari Ketua DPRD Sultra, Forkopimda, Ketua Dekranasda Kabupaten/Kota se-Sultra, Kepala BI Perwakilan Sultra, Dirut Bank Sultra, hingga para pelaku UMKM dan organisasi non-pemerintah.

BACA JUGA  Gubernur Sultra Pimpin Rakor TPID, Fokus Kendalikan Inflasi Jelang Natal dan Tahun Baru

Kegiatan diawali dengan fashion show hasil karya perajin lokal yang memamerkan busana berbahan tenun khas daerah, memperlihatkan bahwa Sulawesi Tenggara memiliki potensi besar dalam kriya berbasis budaya.

Dekranasda Dorong Kemandirian Perajin Lokal

Ketua Dekranasda Provinsi Sulawesi Tenggara, Arinta Andi Sumangerukka, menekankan bahwa Rakerda bukan sekadar forum seremonial, tetapi wadah untuk melahirkan strategi konkret yang mampu memperkuat posisi perajin di tengah derasnya arus modernisasi.

“Dekranasda tidak boleh hanya berhenti pada rapat atau pameran. Kita harus hadir dengan program nyata yang meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produk kerajinan lokal,” tegasnya.

Arinta mengungkapkan bahwa di Sulawesi Tenggara terdapat lebih dari 3.500 perajin dan pelaku UMKM yang bergerak di berbagai bidang seperti tenunan, anyaman, perak, hingga kriya berbahan alam. Potensi ini menurutnya perlu dikelola secara serius dan berkelanjutan agar bisa menjadi sumber ekonomi baru bagi daerah.

Ia juga menyoroti perlunya penyederhanaan sistem pembiayaan dan kolaborasi lintas sektor, agar program Dekranasda dapat berjalan lebih efektif tanpa bergantung penuh pada dukungan instansi teknis.

BACA JUGA  KPK Gandeng Pemprov Sultra, Bangun Budaya Antikorupsi Dimulai dari Keluarga

Dari Tradisi Menuju Transformasi

Tak hanya menyoroti aspek ekonomi, Rakerda juga menegaskan pentingnya menjaga nilai budaya di balik setiap karya perajin. Kerajinan lokal dianggap bukan sekadar komoditas, melainkan simbol identitas daerah yang harus dijaga dan dikembangkan melalui pendekatan kreatif.

Usai pembukaan, Gubernur bersama Ketua Dekranasda meninjau pameran hasil kerajinan unggulan kabupaten/kota se-Sultra yang digelar di lobi Hotel Claro. Beragam produk kriya lokal, mulai dari tenun khas Muna hingga anyaman Kolaka, menjadi bukti nyata kreativitas masyarakat Sultra yang terus tumbuh.

Rakerda ini diakhiri dengan sesi diskusi bersama narasumber nasional, yang membahas strategi peningkatan daya saing produk lokal, penguatan branding, hingga peluang ekspor untuk produk kriya Sulawesi Tenggara.

Melalui Rakerda 2025, Dekranasda Sultra meneguhkan komitmen sebagai motor penggerak ekonomi kreatif daerah dan mitra pemerintah dalam mewujudkan “Sultra Berdaya, Kriya Mendunia.”***

Redaksi

Komentar