IndeksSultra.com, Kendari- Upaya memperkuat sistem pertahanan nasional di wilayah timur Indonesia terus digencarkan dengan kunjugan Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI), Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin di Kota Baubau, Sulawesi Tenggata (Sultra).
Kunjungan ini diolaksnakan untuk melakukan peninjauan langsung progres pembangunan Batalyon Infanteri (Yonif) 823/Raja Wakaaka.
Kedatangan Menhan beserta rombongan disambut dengan penuh kehormatan oleh Gubernur Sultra, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, di Bandara Betoambari Baubau. Turut hadir Wali Kota Baubau Yusran Fahim, Wakil Wali Kota, Bupati Buton Selatan Muh. Adios, serta jajaran Forkopimda Sultra dan pejabat instansi terkait.
Tak hanya pejabat sipil, sejumlah perwira tinggi TNI juga mendampingi kunjungan ini, di antaranya Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita, Wakasad Letjen TNI Muhammad Saleh, Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Bangun Nawoko, dan Danrem 143/Halu Oleo Brigjen TNI R. Wahyu Sugiarto.
Kunjungan kerja Menhan RI kali ini menjadi momentum penting dalam upaya memperkuat kesiapan pertahanan negara, khususnya di wilayah strategis Sulawesi Tenggara. Menhan meninjau langsung progres pembangunan Yonif 823/Raja Wakaaka yang terletak di Kelurahan Kaisabu Baru, Kecamatan Sorawolio, Kota Baubau.
Pembangunan markas satuan baru ini merupakan bagian dari strategi pertahanan nasional untuk memperkuat kehadiran TNI di wilayah kepulauan timur yang memiliki nilai geopolitik tinggi. Baubau, sebagai pintu gerbang konektivitas antar-pulau di jazirah Sulawesi dan Maluku, dipandang ideal menjadi basis militer baru.
Selain meninjau lokasi utama, Menhan Sjafrie juga menyambangi Marshalling Area sementara Yonif 823 yang berlokasi di eks RSUD dan Gedung Pancasila Baubau. Dalam kesempatan itu, ia memastikan pembangunan fasilitas berjalan sesuai rencana.
“Progres pembangunan sudah mencapai sekitar 70 persen. Kami menargetkan rampung pada akhir tahun 2025 sehingga satuan ini bisa segera beroperasi penuh mendukung pengamanan kawasan timur,” ujar Menhan.
Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka, yang turut mendampingi kunjungan Menhan, menyebut bahwa kehadiran Yonif 823 di Baubau akan memberi dampak strategis tidak hanya bagi pertahanan nasional, tetapi juga bagi perekonomian dan stabilitas daerah.
“Sulawesi Tenggara memiliki posisi penting secara geostrategis. Kehadiran satuan baru ini akan memperkuat keamanan regional dan membuka peluang sinergi pembangunan antara pemerintah daerah dan TNI,” ujar ASR, sapaan akrab gubernur.
Menurutnya, Pemprov Sultra siap memberikan dukungan penuh terhadap percepatan pembangunan fasilitas militer ini, termasuk penyediaan lahan, akses infrastruktur, serta koordinasi lintas instansi agar proyek strategis tersebut berjalan lancar.
Kunjungan ini juga menjadi simbol harmonisasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam membangun kemandirian pertahanan negara di kawasan timur Indonesia — sejalan dengan visi Menhan RI untuk membangun kekuatan pertahanan yang tangguh, adaptif, dan merata di seluruh wilayah.
Dalam rangkaian kegiatan, Menhan juga menegaskan bahwa penguatan markas baru Yonif 823 bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga tentang modernisasi sistem pertahanan berbasis teknologi, peningkatan kualitas personel, serta optimalisasi dukungan masyarakat lokal.
“Pertahanan negara tidak berdiri sendiri. Ia tumbuh dari sinergi semua pihak — TNI, pemerintah daerah, dan rakyat,” tegas Sjafrie.
Menhan berharap kehadiran satuan baru ini dapat menjadi pusat kesiapsiagaan militer di wilayah kepulauan Buton, sekaligus memperkokoh pertahanan nasional di tengah dinamika geopolitik global yang semakin kompleks.
Kunjungan kerja ini menjadi wujud nyata kolaborasi lintas sektor antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan TNI dalam membangun pertahanan yang kokoh dan berkelanjutan.
Dengan dukungan penuh Gubernur Sultra dan jajaran Forkopimda, pembangunan Yonif 823/Raja Wakaaka diharapkan menjadi tonggak baru penguatan stabilitas dan keamanan di kawasan timur Indonesia.







Komentar