IndeksSultra.com, Kendari- Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kendari bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Perum BULOG Kanwil Sultra meresmikan 115 Kios Pangan Digital yang tersebar di 65 kelurahan di Kota Kendari.
Langkah ini merupakan tindak lanjut High Level Meeting (HLM) TPID Kota Kendari 2025 yang dipimpin Wali Kota Kendari dan dihadiri pimpinan OPD anggota TPID, Satgas Pangan, serta Perumda Kota Kendari.
Berdasarkan data, inflasi Provinsi Sulawesi Tenggara pada Juli 2025 mencapai 1,01 persen (mtm) dan 3,72 persen (yoy), menempatkannya pada peringkat lima tertinggi secara nasional. Sementara itu, inflasi Kota Kendari tercatat 1,11 persen (mtm) dan 2,82% (yoy).
Walaupun inflasi tahunan di Kendari relatif lebih rendah, tren kenaikan inflasi bulanan tetap perlu diantisipasi, mengingat posisi kota ini sebagai pusat perdagangan yang sangat bergantung pada pasokan dari daerah produsen seperti Konawe dan Baubau.
Kepala KPw BI Sultra, Edwin Permadi mengungkapkan bahwa beras menjadi komoditas utama pendorong inflasi akibat keterbatasan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
“Pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memperlancar penyaluran beras SPHP agar efek stabilisasi harga dapat segera dirasakan masyarakat,” jelasnya, Seni 11 Agustus 2025.
Selain beras, komoditas hortikultura seperti kangkung, tomat, dan cabai rawit juga memicu inflasi akibat gangguan produksi. Untuk mengatasinya, Edwin menyarankan pemanfaatan rumah semai dan greenhouse dengan sistem tanam berbasis teknologi digital.
Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran, menegaskan bahwa HLM TPID 2025 bertujuan menjaga inflasi tetap terkendali sebagai prasyarat penting bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
“Strategi yang diterapkan mengacu pada konsep 4K,” bebernya.
Ketersediaan Pasokan akan Memperluas Gerakan Kendari Berkebun di area permukiman dan perkantoran untuk hortikultura dan sayuran, serta membangun kawasan agroeduwisata seluas 12 hektare sebagai pusat urban farming.
Kemudian kelancaran disstribusi dimana akan menyusun kerja sama antar daerah (KAD) komoditas beras antara Pemkot Kendari, Bulog, dan daerah sentra produksi seperti Konawe dan Konawe Selatan.
“Keterjangkauan harga akan dihadirkan 115 Kios Pangan Digital sebagai titik penjualan beras SPHP dengan harga percontohan yang mudah dijangkau warga,” lanjutnya.
Selain itu, komunikasi efektif yang kedepannya menerbitkan SK monitoring dan evaluasi distribusi beras SPHP guna mencegah praktik curang oleh pengecer.
Peresmian Kios Pangan Digital ini sekaligus menjadi bagian dari rangkaian Pekan QRIS Nasional (PQN), yang menekankan pentingnya digitalisasi pembayaran melalui QRIS untuk memperkuat rantai distribusi pangan. Sistem pembayaran digital ini diharapkan mempermudah transaksi, meningkatkan transparansi harga, mempercepat arus barang dari produsen ke konsumen, serta memperluas akses pasar bagi pelaku usaha.
Dengan kehadiran Kios Pangan Digital dan implementasi QRIS, diharapkan inflasi pangan di Kendari dapat lebih terkendali, ekosistem perdagangan pangan semakin efisien, dan perekonomian Sulawesi Tenggara tumbuh lebih inklusif dan berkelanjutan.***
Redaksi







Komentar